Tuesday, 30 May 2017

CANTIKNYA IBU LEBIH DARI SEKEDAR MAKEUP



CANTIKNYA IBU LEBIH DARI SEKEDAR MAKEUP

 

Hai.. Assalamualaikum girls..

As a beauty blogger, kayanya ga adil yah kalau aku cuma melihat arti kata "cantik" cuma dari sudut pandang makeup, kosmetik, skin care, atau hal lain yang cuma bisa dilihat dengan mata.
Kali ini, aku akan coba menceritakan arti kata "cantik" dari sudut pandang yang berbeda. Yap, sudut pandang sebagai seorang ibu. So, artikel kali ini spesial buat kamu yang pengen tau kenapa seorang ibu cantiknya lebih dari sekedar cantiknya perempuan yang menggunakan makeup versi aku.


ilmu parenting

Alhamdulillah aku diamanahi peran sebagai seorang ibu. Peran yang sangat menyenangkan tapi sekaligus berat. Kenapa aku bilang berat? Karena menjadi ibu itu bukan peran yang mudah. Seorang ibu memiliki tanggung jawab yang besar, dia harus memastikan bahwa anaknya nanti menjadi generasi penerus yang memiliki kualitas tinggi.
Tapi apakah menjadi seorang ibu itu ada pendidikan formalnya? Ga ada.. Berbeda dengan orang yang dipersiapkan menjadi dokter, akuntan, atau profesi yang lain yang ada jenjang pendidikan formalnya yang membuat orang tersebut akan siap kalau diterjunkan langsung dalam profesi itu.

Seorang ibu (apalagi ibu baru kaya aku gini kan..LOL) harus pintar-pintar mencari tahu sendiri tentang ilmu parenting supaya selalu on the right track dalam mendidik anak. Aku termasuk beruntung karena hidup di zaman serba canggih, internet bisa dengan mudah diakses. Dengan begitu aku bisa mendapatkan ilmu parenting dari berbagai sumber.

Salah satu sumber yang aku percaya untuk meningkatkan ilmu parenting aku adalah www.parentingclub.co.id. Beruntungnya lagi, hari Rabu, tanggal 24 Mei 2017 kemarin aku berkesempatan untuk hadir di event Wyeth Parenting Club. Di acara itu aku banyak banget dapat ilmu tentang parenting yang sekarang ini mau aku share ke teman-teman. Event Parenting Club dihadiri oleh Rosdiana, seorang psikolog dan Herfiza atau yang lebih dikenal dengan panggilan Moya, istri Ricky Harun.

ILMU PARENTING


Menurut Mba Rosdiana, seorang anak itu pasti memiliki 8 kepintaran, dalam sinergi akal, fisik, dan sosial.
 
1. Word Smart, suka membaca, menulis, bercerita, mendengarkan cerita
2. Number Smart , tertarik pada angka, matematika, sains, hal-hal yang berhubungan dengan logika, menanyakan kenapa , contoh "kenapa hujan bisa turun dari langit?"
3. Picture smart, suka menggambar, seni, berimajinasi, bermain membangun sesuatu menggunakan balok
4. Music smart, suka bernyanyi, menggoyangkan badan mengikuti irama, memainkan instrumen musik, mendengarkan musik, dan mengingat lagu
5. Nature smart, suka berada di alam, menyukai binatang, dapat menggolongkan tanaman, mengoleksi dedaunan, peduli terhadap lingkungan alam (kesadaran ekologi)
6. Body smart, suka mengerjakan sesuatu dengan tangan, suka berolah raga, menari, menyentuh benda-benda dan mempelajarinya
7. Self smart, memilih untuk bermain sendiri, memiliki hobi, tau dia ingin menjadi apa saat besar nanti, punya rasa percaya diri yang kuat, bisa mengomunikasikan perasaannya.
8.  People smart, suka bermain dengan teman-temannya, memiliki empati terhadap orang lain, suka memimpin, bisa memahami perasaan orang lain.

Kepintaran akal, merupakan kepintaran yang berkaitan dengan kognitif anak, meliputi word smart, nature smart, number smart, dan picture smart. 

Kepintaran fisik, merupakan kepintaran yang berkaitan dengan fisik anak, meliputi body dan nature smart

Kepintaran sosial, merupakan kepintaran yang berkaitan dengan kemampuan sosial anak, meliputi self smart dan people smart.


ILMU PARENTING
Mba Rosdiana, Psikolog

Peran kita sebagai ibu, wajib untuk mengoptimalkan 8 kepintaran anak dengan cara memberikan nutrisi yang tepat dan stimulasi yang konsisten untuk mendukung sinergi kepintaran akal, fisik, dan sosialnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendukung kepintaran si kecil, yaitu: melakukan stimulasi dengan konsisten, sesuai dengan umur, kemampuan, dan minat anak. Setiap anak, berbeda individu maka berbeda pula kepintarannya, karena itu sebaiknya orang tua tidak membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Menurut Mba Rosdiana, orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anak, misalnya memaksakan anak menjadi dokter padahal belum tentu anak memiliki kemampuan menjadi dokter, (bisa jadi kan anaknya mau jadi makeup artist, LOL) apalagi kalau anak masih berusia balita, sebaiknya kita tidak mengatakan hal-hal yang berkaitan dengan profesinya di masa yang akan datang, misal "Nanti kamu jadi dokter yah, nanti kaya papa ya kerjanya, supaya uangnya banyak.. bla bla bla..". Pada usia balita, belum tahapnya anak berpikir sampai kesana, yang ada nanti anak akan merasa stress.

Selain itu, sebagi orang tua juga harus membiarkan anak melakukan aktivitas fisik. Untuk anak usia sekitar satu tahunan, aktifitas fisik bisa dilakukan dengan membiarkan anak melakukan kegiatan fisik apa saja yang dia mau, misal lari-lari. Ga perlu merasa khawatir anak jatuh, karena pasti akan jatuh, dan anak ga akan kapok karena jatuhnya itu. Dengan anak terjatuh, maka secara langsung anak akan belajar untuk hati-hati. Anak harus diajarkan untuk melatih motorik kasarnya untuk dapat mengerjakan motorik halusnya.

Terus girls, sebagai ibu kita harus bisa memilih bahasa yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak. Supaya pesan orang tua ke anak dapat diserap dengan baik, sebaiknya hindari menggunakan kata "jangan". Misal : "jangan lari kencang-kencang". Kalau kita bilang "jangan lari kencang-kencang", nanti yang anak malah makin kencang larinya. Ada baiknya mengganti kalimat itu dengan  "Hati-hati larinya, nak".

Pada usia anak memasuki 2-6 tahun, kita harus benar-benar memahami sifat anak usia tersebut sehingga kita dapat melakukan hal maksimal dalam mendukung kecerdasan anak. Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang anak usia 2-6 tahun:

1. Anak lebih cepat menangkap pesan dengan menggunakan simbol
Misal: gunakan gambar untuk menyampaikan pesan kepada anak.
2. Anak fokus pada satu hal.
Apabila kita mau mengenalkan warna pada anak, mata kenalkan lah satu warna terlebih dahulu sampai anak benar-benar mengenali satu warna tersebut, baru berpindah ke pengenalan warna yang lain.
3. Egosentris
Seorang anak usia 2-6 tahun akan perpikir, apabila ia menyukai suatu hal, maka orang lain pasti akan suka itu juga.
4. Tidak mengerti proses terbalik
Contoh : kalau seorang ibu memberikan susu kepada anaknya di dalam gelas, padahal anaknya biasa minum di botol susu, lalu anaknya tidak mau meminum susu tersebut, maka kalau susu yang ada digelas tadi dipindahkan ke botol, si anak akan tetap tidak mau  minum. Yang harus dilakukan ibu adalah memindahkan susu dari gelas ke botol tanpa sepengetahuan anak. Hehe.


Moya juga sharing tentang bagaimana ia mendidik anak sehari-hari. Hal yang saat ini mungkin jadi kendala seorang ibu dalam mendidik anak di zaman modern seperti sekarang adalah tentang disiplin dalam menggunakan gadget.

Moya cerita,  "Kalau anak aku ga mau makan, maunya main gadget terus, ya udah ga makan. Daripada matanya rusak. Nanti saat dia lapar dia akan makan dengan lahap.". Sebuah keputusan yang mungkin ga semua ibu bisa ambil karena ga tega sama anaknya, tapi bisa jadi ada benarnya. Karena, menurut Mba Rosdiana, anak sebaiknya tidak lebih dari satu jam per hari untuk berinteraksi dengan gadget. Tujuannya, supaya anak bisa aktif bergerak, mengeksplor lingkungannya, berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, dan yang pastinya untuk menjaga kesehatan mata anak juga. 

Sebagai orang tua, kita sebaiknya menstimulasi otak anak dengan pola asuh yang tepat, diantaranya :
1. Mencurahkan cinta dan perhatian
Ada ibu yang mengatakan ke anaknya , "kalau kamu begitu ibu nanti ga sayang sama kamu.". Please gengs, sebaiknya kita tidak mengatakan hal seperti itu ke anak. Tunjukan bahwa cinta ibu ke anak itu memang unconditional, atau tanpa syarat dan memang terus akan cinta bagaimana pun kondisi anak. Jelaskan ke anak bahwa tidak ada hubungan antara cinta ibu ke anak dengan kesalahan yang diperbuat anak, tapi kalau anak salah memang harus di beri tahu.

Berikan juga apresiasi kepada anak apabila ia berhasil melakukan sesuatu. Simple aja kok gengs, cukup kita bilang "Yeaay.. anak mama pinter..", itu sudah merupakan bentuk apresiasi ke anak. Hal sederhana yang berdampak besar bagi stimulasi otak anak. Dengan diberikannya apresiasi, maka anak akan semakin percaya diri.

Apabila kita mencurahkan cinta dan perhatian ke anak kita, hasil yang nantinya bisa diperoleh adalah:
1.Tingkah laku anak akan lebih baik
2. Kemampuan belajar yang lebih baik
3. Anak dapat berpikir efisien, memiliki nalar yang baik, dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik
4. Anak akan memiliki ingatan dan recall yang lebih baik

2. Memberikan sarapan dan makanan yang bergizi
Sarapan adalah hal penting yang tidak boleh terlewatkan, dan sebaiknya sarapan dilakukan sebelum jam 10 pagi.  Dengan begitu, hasil yang terlihat pada anak adalah:
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan belajar dan pengertian
2. Anak memiliki kemampuan kognitif dan mengingat spasial yang baik
3. Meningkatkan kemampuan logis anak

3. Anak sebaiknya berolah raga
Seperti yang aku sebutkan tadi, kalau anak satu tahunan, aktifitas fisiknya apa saja termasuk olah raga nya. Jadi sebaiknya biarkan anak melakukan aktifitas fisik yang ia mau. Kalau anak sudah memasuki usia 2-5 tahun sebaiknya anak mulai dikenalkan dengan kegiatan olah raga. Dengan begitu, akan meningkatkan kemampuan kerja keras, sportivitas, team work, fokus, dan kepercayaan diri anak.
4. Cukup tidur
Sebaiknya, anak tidur minimal 8 jam sehari. Dengan istirahat yang cukup, maka anak dapat mengontrol emosinya, memiliki prilaku yang baik, dan mendapatkan hasil belajar yang baik.
5. Sibukan anak dengan creative play
Creative play bisa dilakukan dengan cara free play dan role play, contohnya main masak-masakan, polisi-polisian, dan lain-lain. Dengan begitu dapat mengembangkan otak spatial dan logical anak, koordinasi tangan dan mata yang baik, serta dapat meningkatkan kreatifitas anak.

6. Mengenalkan kepada anak tentang budaya dan seni
Misalnya dengan mengajak anak jalan-jalan ke museum, mengenalkan anak dengan musik, menggambar, dan lain-lain. Dengan begitu dapat mencapai hasil akademik anak yang baik, meningkatkan kemampuan penalaran dan kemampuan penyelesaian masalah, menyeimbangkan otak, dan meningkatkan fokus anak.
Sebagai orang tua, kita juga harus kompak dengan pasangan supaya proses memberikan stimulasi otak anak dapat berjalan dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, yaitu :
1. Orang tua harus memainkan peran yang sama besar. Tidak ada salah satu pihak baik ibu atau ayah yang tidak bertanggung jawab atas mendidik anak.
2. Ibu dan ayah sebaiknya menjalankan hoby masing-masing, dan menunjukan kepada anak. Dengan demikian, otak anak juga dapat terstimulasi.
3. Ibu dan ayah harus memiliki satu visi dan akur. Apabila ada perbedaan pendapat, sebaiknya diselesaikan tanpa sepengetahuan anak. 
4. Hindari "good cop , bad cop".  

Tugas kita sebagai ibu, memang berat gengs. Apalagi saat usia anak 0-5 tahun, menurut Mba Rosdiana itu adalah masa-masa yang paling tidak mengenakan bagi seorang ibu. Tapi sabar aja, selama moment itu berjalan, dinikmatin aja, karena 5 tahun itu bukan waktu yang lama. Nanti ada kalanya anak kita sudah memiliki dunia nya sendiri. Jadi, selama kita bisa 24 jam 7 hari non stop bersama dengan anak kita, jalanin itu dengan se enjoy mungkin, suatu saat nanti itulah yang akan dikenang oleh kita dan oleh anak. Masa-masa itu lah yang ga akan terulang girls.

Sekali lagi, tugas ibu itu berat, harus benar-benar sangat sangat sangat bersabar, mencurahkan kasih sayangnya untuk anak, dan harus cerdas tidak hanya dari segi akademik tapi terlebih lagi, seorang ibu harus cerdas secara emosional. Itu yang akhirnya membuat aku berpikir, cantiknya seorang itu dari dalam sangat besar, makeup jenis apapun ga akan ada yang bisa mengalahkan cantiknya hati seorang ibu.
Aku benar-benar sangat berterimakasi untuk Clozette Indonesia dan Parenting Club yang memberikan aku kesempatan untuk belajar untuk jadi seorang ibu yang lebih baik lagi. 

Segitu dulu girls yang bisa aku sharing kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. 

[sponsored]
Clozette Indonesia
instagram : @clozetteid

Parenting Club ID 
instagram: @parentingclubid 

 find me on:
instagram : @arianirosidi
FB Page : Hai Ariani
email : ayarosidi@gmail.com

14 comments :

  1. Nice sharing Mba. Materi Ibu Rosdiana cetar dan aplicable.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa..beruntung bisa ikutan acara itu..

      Delete
  2. Ternyata anak2 banyak pintarnya yaa mba :) lengkap ^^ semangat untuk kita yg berperan sbg ibu

    ReplyDelete
  3. Hai mba. Tugas ibu emang berat tapi sangat mulia ya. Senang juga kemarin bisa menghadiri acara keren ini. Hihihii

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mulia banget mba.. seneng banget aku juga dapet ilmu parenting keren.. hihi

      Delete
  4. Setuju sama judulny...jadi ibu bukan hanya soal make up ada tugas berat ibu dibalik make up cantiknya yg tidak tersirat kan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. betuuuul.. cantik banget pokoknya ibu itu.. luar biasa perannya..:)

      Delete
  5. Makasih sharingnya, mbak. Memang ya jadi ibu itu harus banyak-bnyak cari ilmu biar bisa maksimal dalam mendidik anakny

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mba.. harus banyak cari ilmu supaya maksimal.. alhamdulillah internet udah gampang ya mba

      Delete
  6. Mantap ilmunya buat new mom seperti saya! Tfs mba cantiks

    ReplyDelete
  7. Wah..keren acaranya! Semoga selanjutnya ada road show ke Makassar.
    Salam kenal yaa mbak cantik ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa.. kayanya bagus kalo diadain diselindo acara kaya gini.. hihi. salam kenal juga mba cantiiks

      Delete

Back to Top