#MEMESONAITU ,TERUS MEMOSITIFKAN DIRI
Hai, Assalamualaikum..
Tidak menerima diri apa adanya, itulah prinsip aku. Pasti kaget ya girls? Haha. Ketika semua orang diluar sana mengatakan cintai diri sendiri apa adanya, tiba-tiba aku dengan santainya nulis "Tidak Menerima Diri Apa Adanya.".
Iya, aku seorang perempuan yang dilahirkan sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Aku punya seorang adik. Saat ini, peranku sudah bertambah, alhamdulillah sebagai seorang istri dan ibu juga. Apakah aku harus menerima diri sendiri yang apa adanya?
Waktu aku masih sekolah, (sekitar SMA) aku adalah anak yang paling ga suka mata pelajaran sejarah. Bukannya apa, waktu belajar sejarah di sekolah, semua guru yang aku dapat saat itu galak dan terkesan semaunya sendiri, serem banget pokoknya. Sekalinya naik kelas, ganti guru, kesannya gurunya itu malah ga peduli. Mau kelas ribut waktu dia ngajar, terserah, yang penting dia sudah ngajar. Itu yang aku tangkap. Apakah nilai sejarah aku jelek? Engga girls. Nilai sejarah aku sekitaran 8 - 9. Nilai ga jelek menurut aku.
Singkat cerita, aku lulus kuliah. FYI girls, aku kuliah di salah satu universitas negeri di Indonesia, dijurusan yang aku sendiri "terlanjur" dan "terpakasa" memilih jurusan itu, padahal sebenarnya aku mau nya jurusan komunikasi, tapi karena aku masuk lewat jalur PMDK, dimana aku cuma ngasih rapot aja ke sekolah, terus sekolah yang ngasi ke Universitas, dan akhirnya karena pertimbangan nilai rapot aku masuk tanpa tes apa-apa di Universitas itu. Itu artinya, aku cuma boleh pilih jurusan IPA, ga bisa keluar jalur ke IPS karena begitu peraturannya. Jadi, yaudah aku pilih jurusan IPA yang ke IPS-IPSan.
Apakah aku suka kuliah dengan jurusan itu? Kalau mau jujur, aku ga suka, sama sekali ga suka. Aku minatnya ke komunitasi, dan harus masuk ke jurusan yang aku ga suka, akan sangat beban ngejalaninnya kalau memang mau di bawa beban.Tapi apakah aku berenti kuliah atau kuliah aku terbengkalai? Nope. Aku lulus ga sampai ga sampai 4 tahun dengan IPK 3,4. Aku cukup puas dengan hasil akhirnya.
Lalu karena aku suka dunia makeup, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi Makeup Artist, dan selanjutnya aku ingin berbagi tentang beauty makanya aku jadi Beauty Blogger. Ga nyambung banget kan sama kuliah aku? Haha.
Jadi girls, maksud aku dengan kalimat "Tidak Menerima Diri Apa Adanya" adalah, ketika kita sadar akan kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, kita harus banget memaksimalkan potensi dan kelebihan yang kita miliki, dan tidak semerta merta menerima kekurangan kita. Aku sadar aku ga suka pelajaran Sejarah, tapi hal itu ga bikin aku membenarkan diri sendiri kalau aku males belajar sejarah. Aku ga suka kuliah di jurusan yang aku jalani di kampus, tapi itu ga membuat aku untuk membenarkan diri untuk males-malesan atau asal-asalan kuliahnya.
Kita harus "mendobrak" comfort zone yang kita punya. Kita harus berusaha melakukan yang terbaik dalam hal apapun, termasuk hal-hal yang ga kita sukai. Karena itu, kita harus memaksimalkan potensi dan kelebihan kita, serta mencari solusi dari kekurangan kita. Kekurangan aku di mata pelajaran sejarah dan jurusan aku, berarti aku harus bisa menghilangkan rasa ga suka aku dengan mata pelajaran sejarah dan jurusan perkuliahan aku. Gimana caranya? Sadar diri kalau aku menyia-nyiakan waktu sekolah atau kuliah, sama dengan aku menyia-nyiakan dana orang tua untuk pendidikan aku, dan aku juga buang-buang waktu. Lebih baik, aku memaksa diri aku untuk "penasaran" dengan mata pelajaran sejarah dan segala mata kuliah di jurusan aku, dengan begitu aku berusaha menjawab penasaran aku, akhirnya belajar dari modal penasaran tadi, dan finally aku mendapat hasil yang memuaskan.
Aku sadar aku gendut ssetelah melahirkan, makanya aku diet sampai alhamdulillah aku menemukan berat badan ideal. Aku sadar aku ga suka kerja dibidang jurusan aku, makanya aku cari tau potensi aku, dan akhirnya menjadi makeup artist.
Girls, ga semuanya kekurangan dalam diri kita harus kita terima, ada beberapa hal dari kekurangan kita yang harus kita ubah jadi kelebihan kita. Kita harus mengurangi nilai minus dalam diri kita, dan mengubahnya menjadi hal positif. Itulah yang aku maksud dengan "tidak menerima diri apa adanya".
Kecuali, kalau hal-hal yang tidak bisa aku ubah, salah satu contohnya adalah sifat genetik. Aku orang Indonesia, otomatis kulit, bentuk wajah aku ya orang Indonesia banget. Terus kalau aku ga suka, aku operasi plastik gitu? Engga girls. Kita harus selalu bersyukur atas pemberian Allah, dan memaksimalkan potensi.
Aku bersyukur menjadi orang Indonesia dengan ke-khas-an Indonesia di wajah aku. Walaupun, kalau kita lihat kan bule-bule jauh lebih cantik kan ya? Tapi itu ga membuat aku ingin menjadi seperti orang bule, aku maksain untuk putih, rambut blonde, bukan seperti itu. Tapi aku memaksimalkan potensi Indonesia yang aku miliki.
Intinya, apapun hal negatif dari dalam diri kita harus kita ubah jadi positif, kekurangan diri kita harus kita minimalisir dan ubah jadi hal positif juga. Begitu juga dengan keharuman tubuh. Kalau aku menerima kekurangan diri, aku akan menerima aja kalau aku bau. Tapi aku ga mau girls. Aku ingin wangi, akhirnya aku mandi dan menggunakan Vitalis Body Scent Blissful.
Aku keharuman aku bikin aku semangat. Di Vitalis Body Scent Blissful ini aku menemukan kesempurnaan wewangian menyegarkan paduan dari bunga-bunga rose, peony, lemon, grapefurit, dan oakwood. Aroma dari Vitalis Body Scent Blissful ini sangat menyegarkan. Bikin aku semangat dan aura positif dalam diri aku pun jadi terpancar.
Sejak pertama kali aku menggunakan Vitalis Body Scent Blissful ini, aku langsung suka aromanya. Benar-benar menyegarkan, dan cukup tahan lama. Biasanya aku pakai di area telapak tangan, di belakang telinga, leher, dan secara merata di seluruh tubuh. Wangi dari Vitalis Body Scent Blissful ini lah yang bikin aku semangat terus bahkan saat badmood. Aku selalu bawa Vitalis Body Scent di dalam tas aku. Setiap aku mencium aroma Vitalis dari badan aku, aku merasa lebih percaya diri.
Girls, mudah-mudahan setelah baca artikel aku ini, kamu jadi semakin semangat ya untuk mengubah hal-hal negatif atau kekurangan diri menjadi hal positif, terus selalu semangat untuk melakukan yang terbaik untuk diri kita, orang-orang terdekat kita, dan lingkungan kita. Yang terakhir, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan. Dengan begitu, kamu bisa jadi memesona dengan potensi maksimal yang kamu punya.
Segitu dulu yang bisa aku sharing tentang memesona versi aku girls. Semoga bermanfaat.
Singkat cerita, aku lulus kuliah. FYI girls, aku kuliah di salah satu universitas negeri di Indonesia, dijurusan yang aku sendiri "terlanjur" dan "terpakasa" memilih jurusan itu, padahal sebenarnya aku mau nya jurusan komunikasi, tapi karena aku masuk lewat jalur PMDK, dimana aku cuma ngasih rapot aja ke sekolah, terus sekolah yang ngasi ke Universitas, dan akhirnya karena pertimbangan nilai rapot aku masuk tanpa tes apa-apa di Universitas itu. Itu artinya, aku cuma boleh pilih jurusan IPA, ga bisa keluar jalur ke IPS karena begitu peraturannya. Jadi, yaudah aku pilih jurusan IPA yang ke IPS-IPSan.
Apakah aku suka kuliah dengan jurusan itu? Kalau mau jujur, aku ga suka, sama sekali ga suka. Aku minatnya ke komunitasi, dan harus masuk ke jurusan yang aku ga suka, akan sangat beban ngejalaninnya kalau memang mau di bawa beban.Tapi apakah aku berenti kuliah atau kuliah aku terbengkalai? Nope. Aku lulus ga sampai ga sampai 4 tahun dengan IPK 3,4. Aku cukup puas dengan hasil akhirnya.
Lalu karena aku suka dunia makeup, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi Makeup Artist, dan selanjutnya aku ingin berbagi tentang beauty makanya aku jadi Beauty Blogger. Ga nyambung banget kan sama kuliah aku? Haha.
Jadi girls, maksud aku dengan kalimat "Tidak Menerima Diri Apa Adanya" adalah, ketika kita sadar akan kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, kita harus banget memaksimalkan potensi dan kelebihan yang kita miliki, dan tidak semerta merta menerima kekurangan kita. Aku sadar aku ga suka pelajaran Sejarah, tapi hal itu ga bikin aku membenarkan diri sendiri kalau aku males belajar sejarah. Aku ga suka kuliah di jurusan yang aku jalani di kampus, tapi itu ga membuat aku untuk membenarkan diri untuk males-malesan atau asal-asalan kuliahnya.
Kita harus "mendobrak" comfort zone yang kita punya. Kita harus berusaha melakukan yang terbaik dalam hal apapun, termasuk hal-hal yang ga kita sukai. Karena itu, kita harus memaksimalkan potensi dan kelebihan kita, serta mencari solusi dari kekurangan kita. Kekurangan aku di mata pelajaran sejarah dan jurusan aku, berarti aku harus bisa menghilangkan rasa ga suka aku dengan mata pelajaran sejarah dan jurusan perkuliahan aku. Gimana caranya? Sadar diri kalau aku menyia-nyiakan waktu sekolah atau kuliah, sama dengan aku menyia-nyiakan dana orang tua untuk pendidikan aku, dan aku juga buang-buang waktu. Lebih baik, aku memaksa diri aku untuk "penasaran" dengan mata pelajaran sejarah dan segala mata kuliah di jurusan aku, dengan begitu aku berusaha menjawab penasaran aku, akhirnya belajar dari modal penasaran tadi, dan finally aku mendapat hasil yang memuaskan.
Aku sadar aku gendut ssetelah melahirkan, makanya aku diet sampai alhamdulillah aku menemukan berat badan ideal. Aku sadar aku ga suka kerja dibidang jurusan aku, makanya aku cari tau potensi aku, dan akhirnya menjadi makeup artist.
Girls, ga semuanya kekurangan dalam diri kita harus kita terima, ada beberapa hal dari kekurangan kita yang harus kita ubah jadi kelebihan kita. Kita harus mengurangi nilai minus dalam diri kita, dan mengubahnya menjadi hal positif. Itulah yang aku maksud dengan "tidak menerima diri apa adanya".
Kecuali, kalau hal-hal yang tidak bisa aku ubah, salah satu contohnya adalah sifat genetik. Aku orang Indonesia, otomatis kulit, bentuk wajah aku ya orang Indonesia banget. Terus kalau aku ga suka, aku operasi plastik gitu? Engga girls. Kita harus selalu bersyukur atas pemberian Allah, dan memaksimalkan potensi.
Aku bersyukur menjadi orang Indonesia dengan ke-khas-an Indonesia di wajah aku. Walaupun, kalau kita lihat kan bule-bule jauh lebih cantik kan ya? Tapi itu ga membuat aku ingin menjadi seperti orang bule, aku maksain untuk putih, rambut blonde, bukan seperti itu. Tapi aku memaksimalkan potensi Indonesia yang aku miliki.
Intinya, apapun hal negatif dari dalam diri kita harus kita ubah jadi positif, kekurangan diri kita harus kita minimalisir dan ubah jadi hal positif juga. Begitu juga dengan keharuman tubuh. Kalau aku menerima kekurangan diri, aku akan menerima aja kalau aku bau. Tapi aku ga mau girls. Aku ingin wangi, akhirnya aku mandi dan menggunakan Vitalis Body Scent Blissful.
Aku keharuman aku bikin aku semangat. Di Vitalis Body Scent Blissful ini aku menemukan kesempurnaan wewangian menyegarkan paduan dari bunga-bunga rose, peony, lemon, grapefurit, dan oakwood. Aroma dari Vitalis Body Scent Blissful ini sangat menyegarkan. Bikin aku semangat dan aura positif dalam diri aku pun jadi terpancar.
Sejak pertama kali aku menggunakan Vitalis Body Scent Blissful ini, aku langsung suka aromanya. Benar-benar menyegarkan, dan cukup tahan lama. Biasanya aku pakai di area telapak tangan, di belakang telinga, leher, dan secara merata di seluruh tubuh. Wangi dari Vitalis Body Scent Blissful ini lah yang bikin aku semangat terus bahkan saat badmood. Aku selalu bawa Vitalis Body Scent di dalam tas aku. Setiap aku mencium aroma Vitalis dari badan aku, aku merasa lebih percaya diri.
Girls, mudah-mudahan setelah baca artikel aku ini, kamu jadi semakin semangat ya untuk mengubah hal-hal negatif atau kekurangan diri menjadi hal positif, terus selalu semangat untuk melakukan yang terbaik untuk diri kita, orang-orang terdekat kita, dan lingkungan kita. Yang terakhir, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan. Dengan begitu, kamu bisa jadi memesona dengan potensi maksimal yang kamu punya.
Segitu dulu yang bisa aku sharing tentang memesona versi aku girls. Semoga bermanfaat.
find me on:
instagram : @arianirosidi
FB Page : Hai Ariani
email: ayarosidi@gmail.com
Setujuu kak Aya ❤️
ReplyDelete